Jika
kita perhatikan kondisi masjid-masjid, akan terasa sepi di waktu
Shubuh. Lihat saja berapa banyak di antara teman-teman atau
tetangga-tetangga kita yang sering meninggalkan shalat Shubuh. Ada
yang sangat keterlaluan sampai-sampai merangkapnya dengan shalat
Dhuha karena dilakukan setelah matahari meninggi. Padahal shalat
shubuh adalah shalat yang amat utama. Shalat shubuh adalah yang
terasa berat bagi orang-orang munafik.
Dari Jundab bin
‘Abdillah radhiyallahu
‘anhu,
ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ
اللَّهِ فَلاَ يَطْلُبَنَّكُمُ اللَّهُ
مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَىْءٍ فَيُدْرِكَهُ
فَيَكُبَّهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa
yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena
itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang
benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan
menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.”
(HR. Muslim no. 657)
Ada beberapa
faedah dari hadits di atas:
Pertama: Menunjukkan
agungnya shalat fajar (shalat shubuh) di sisi Allah Ta’ala.
Kedua: Barangsiapa
yang shalat Shubuh, maka ia mendapat jaminan dan rasa aman dari
Allah. Jaminan ini adalah tambahan setelah seseorang berislam dengan
mengakui “laa ilaha illallah”, tiada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah.
Ketiga: Secara
tekstual menunjukkan bahwa orang yang shalat shubuh secara berjamaah
atau sendirian akan mendapatkan jaminan Allah tadi.[1]
Tentang keutamaan
shalat Shubuh lainnya, disebutkan dalam dua hadits berikut.
Dari Abu Musa, Nabi
kita shallallahu
‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ
صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa
yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka
dia akan masuk surga.”
(HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635). Ibnu Baththol rahimahullah
berkata,
“Shalat shubuh akan membuat seseorang mendapatkan perhatian Allah
pada hari kiamat. Kenapa dikhususkan dua shalat ini? Karena
berkumpulnya para malaikat malam dan siang di dua waktu tersebut.
Inilah makna firman Allah Ta’ala,
وَقُرْآَنَ
الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ
كَانَ مَشْهُودًا
“Sesungguhnya
shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(QS. Al Isro’: 78) (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3/250, Asy
Syamilah)
Dari ‘Umaroh bin
Ruaibah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam
bersabda,
لَنْ
يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ
طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Tidaklah akan
masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya
matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya
matahari (yaitu shalat ashar).”
(HR. Muslim no. 634). ‘Azhim Abadi rahimahullah,
penulis ‘Aunul Ma’bud menjelaskan hadits tersebut, “Yaitu
maksudnya adalah melaksanakan shalat Shubuh dan ‘Ashar secara
rutin. Dikhususkan dua shalat ini karena waktu shubuh adalah waktu
tidur dan waktu ‘Ashar adalah waktu sibuk beraktivitas dengan
berdagang. Barangsiapa yang menjaga dua shalat tersebut di saat-saat
kesibukannya, tentu ia akan lebih menjaga shalat fardhu lainnya
karena shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Kedua waktu
tersebut juga adalah waktu yang dipersaksikan para malaikat malam dan
siang. Pada waktu tersebut amalan hamba diangkat dan sangat mungkin
saat-saat itu dosa diampuni karena dua shalat yang dilakukan.
Akhirnya, ia pun bisa masuk jannah (surga).” (‘Aunul Ma’bud,
2/68)
Semoga Allah memberi
taufik kepada kita untuk selalu menjaga shalat yang utama, shalat
Shubuh. Moga Allah mudahkan untuk terus berjamaah di masjid, khusus
bagi para pria.
Wallahu waliyyut
taufiq
0 komentar:
Posting Komentar